- Gambaran Umum
Pada tahun 2006 Kabupaten Parigi Moutong terdiri dari 10 Kecamatan, 147 Desa/Kelurahan (143 Desa, 4 Kelurahan) dengan jumlah penduduk adalah 373.346 jiwa, kepadatan penduduk (Population Density) 60 jiwa/km2. Konsentrasi penduduk tertinggi berada di wilayah Kecamatan Parigi dengan kepadatan mencapai 115 jiwa/km2.
- Sejarah Kabupaten Parigi Moutong
Pada awalnya masyarakat daerah Parigi Moutong tersebar ke dalam beratus bahkan beribu-ribu komunitas di gunung-gunung dan bukit-bukit dalam satu kesatuan Genealogis. Mereka memisahkan diri di antara kesatuan genealogis lainnya. Sehingga oleh Werteim dikenal sebagai sebuah masyarakat komunal yang dipimpin oleh “Olongian” dan atau “Kemagauan”. Pimpinan yang dinamakan “Magau” atau “Olongian” kemudian berubah menjadi “Raja” sebagai konsekuensi logis dari pertautan komunalitas masyarakat Parigi Moutong dengan Hindia Belanda. Keadaan seperti itu berlangsung hingga datangnya Imperialisme Belanda ke daerah ini sehingga konsep “Magau” dan “Olongian” berubah menjadi konsep yang namanya “Raja”. Raja inilah yang dijadikan Pemerintah Hindia Belanda sebagai wakil representasi dari masyarakat yang plural di wilayah Parigi Moutong. Pada awal abad ke-20, Pemerintah Hindia Belanda mengadakan kontrak politik yang disebut sebagai perjanjian pendek dengan Raja-raja seperti Roe di Tojo, Ta Lasa di Poso, Owolu Marunduh di Mori, Kabodi di Napu termasuk Dg. Malino dan Idjenggi yang dipresentasikan sebagai wakil dari Kerajaan di Wilayah Parigi Moutong. Namun masuknya Hindia Belanda sebagai suatu kekuatan politik di tanah Parigi Moutong juga dibayar mahal oleh Putra-Putra terbaik daerah ini sebagai pejuang yang tidak tunduk ke dalam Integrasi Politik kolonial Belanda yang antara lain pejuang yaitu Tombolotutu yang bertahan dengan pandangannya sendiri sebagai bentuk Nasionalisme sendiri.
Selama 39 tahun Kabupaten Parigi Moutong diperjuangkan, benih ditanam sejak tanggal 8 Juni 1963 yakni adanya pembentukan Panitia Penuntut Pembentukan Kabupaten. Setelah diketahui arah perjuangan yang pasti dan jelas maka tanggal 23 Desember tahun 1965 terbentuknya Yayasan Pembangunan Wilayah Pantai Timur dengan Akte Notaris Nomor 33 tahun 1965. Saat inilah diketahui arah, tujuan dan hakekat Pembentukan Kabupaten secara Yuridis Formal.
Akhirnya mentari cerah bersinar megah karena pada tanggal 2 Juli 2002 peresmian Kabupaten Parigi Moutong sebagai Kabupaten yang otonom dilakukan di Gedung PMD Pasar Minggu Jakarta Selatan oleh Menteri Dalam Negeri Hari Sabarno atas nama Presiden Republik Indonesia. Delapan hari kemudian tepatnya pada tanggal 10 Juli 2002 dilantiklah Drs. H. Longki Djanggola, M.Si sebagai pejabat Bupati Kabupaten Parigi Moutong yang dilantik oleh Gubernur Sulawesi Tengah Prof. Drs. H. Aminuddin Ponulele, MS di Parigi Ibukota Kabupaten Parigi Moutong.
- Lambang Daerah dan Maknanya
a. Masyarakat Kabupaten Parigi Moutong bersifat terbuka menerima semua masukan yang bersifat membangun untuk dimusyawarahkan demi tercapainya kesejahteraan rakyat.
b. Gumbang atau tempayung bersudut lima melambangkan falsafah Pancasila.
Motto daerah adalah Songu Lara Mombangu yang melambangkan tekad yang kukuh, tertanam dalam diri setiap masyarakat Kabupaten Parigi Moutong dalam membangun, untuk tercapainya cita-cita yakni kesejahteraan rakyat
Arti Warna
1. Warna Putih melambangkan sebagai kesucian.
2. Warna Kuning dimaknai sebagai kejayaan atas sejarah dari kerajaan yang mendiami wilayah Parigi Moutong sebelum lahirnya kabupaten.
3. Warna Hijau dimaknai sebagai kesuburan tanah daerah Kabupaten Parigi Moutong.
4. Warna Coklat dimaknai sebagai tanah tempat kita berpijak dan menjalani roda kehidupan untuk mencapai masyarakat madani.
5. Warna Biru dimaknai sebagai keteduhan dan kedamaian juga mempunyai makna potensi kelautan dimana luas wilayah laut kita lebih luas dari daratan terbesar di Kabupaten Parigi Moutong.
6. Warna Hitam dimaknai sebagai ketegaran sikap untuk menuju pembangunan.
- Arti Gambar
2. Padi berwarna kuning emas dimaknai sebagai simbol kemakmuran yang berjumlah 39 butir, artinya perjuangan masyarakat Kabupaten Parigi Moutong sampai terbentuknya selama 39 tahun.
3. Ikan tuna berwarna hitam dan putih dimaknai sebagai potensi kelautan dan pada sisik tengah 4 dan gerigi ekor atas bawah 10, setiap sirip ekor berjumlah 2 bermakna lahirnya Kabupaten Parigi Moutong tanggal 10 April 2002.
4. Buah kelapa yang terbelah dengan sabut berwarna coklat dimaknai sebagai salah satu tanaman khas primadona Kabupaten Parigi Moutong dan kelapa ini menghadapi tantangan, serta pengorbanan adalah segala-galanya untuk mencapai cita-cita yang tulus.
5. Isi kelapa (dalam bentuk lingkaran) berwarna putih dimaknai sebagai salah satu tekad yang suci untuk membangun Kabupaten Parigi Moutong.
6. Peta topografi Kabupaten Parigi Moutong berlatar belakang warna biru dan kuning bergaris hitam dimaknai sebagai kedudukan Kabupaten Parigi Moutong adalah sebagai kabupaten strategis tepat di tengah-tengah Pulau Sulawesi. Dan juga sebagai gambaran Kabupaten Parigi Moutong dilintasi oleh garis khatulistiwa.
7. Garis hitam yang berada di sisi dari masing-masing gambar dimaknai sebagai ketegaran hati untuk mencapai masyarakat madani.
8. Dula Mpo Langga (dulang berkaki) dimaknai sebagai kekuatan budaya yang masih tetap dipegang oleh masyarakat Kabupaten Parigi Moutong dan terus dilestarikan sebagai modal dasar pembangunan.
9. Pita warna putih dimaknai sebagai bentuk persaudaraan, pemersatu dari berbagai unsur masyarakat yang berbeda-beda suku, agama dan ras sebagai wujud dari motto bangsa Indonesia Bhineka Tunggal Ika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar